Senin, 25 Juni 2018

RINGKASAN TARI TRADISIONAL

A. Tari Reog Ponorogo

Kesenian Reog berasal dari Jawa Timur bagian barat laut dan Ponorogo. Ponorogo disebut sebagai kota asal kesenian Reog yang sebenarnya. Dua sosok dari kesenian itu Warok dan Lembrak. Kesenian ini kental akan hal mistis dan ilmu kebatinan yang kuat.

Tokoh-Tokoh dalam Seni Reog :

a) Jathil adalah gambaran prajurit berkuda di pementasan Reog.

b) Warok Ponorogo adalah orang yang memiliki tekad yang suci, memberi tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.

c) Barongan (dadak merak) adalah kepala dengan kerangka kayu dengan kulit harimau Gembong.

d) Klono Sewandono adalah raja sakti mandragona dengan pusaka.

e) Bujang Ganong (ganongan) adalah tokoh yang energik, kocak, memiliki keahlian beladiri.

Pementasan adalah Reog Modern biasanya dipentaskan pada hari pernikahan dan har nasional. Reog biasanya terdiri dari beberapa rangkaian 2-3 tarian pembukaan

a) Tarian pertama adalah 6-8 orang pria gagah dengan pakaian serba hitam, muka dipoles merah. Menggambarkan sosok singa pemberani selanjutkan dibawakan oleh 8 gadis dengan menari kuda.

b) Tarian pembuka laiannya terdiri dari anak kecil dengan adegan lucu dan kocak. Adegan intinya ini diisi sesuai kondisi acara. Jika pernikaan berisi adegan percintaan, acara khitanan biasa berisi cerita pendeka.

c) Adegan terakhir adalah singa barong, pelaku memakai topeng kepala singa dengan mahkota bulu merak seberat 50-60kg. Topeng ini dibawa dengan gigi.


B. Tari Saman

Tarian asal suku Gayo, Aceh yang dikembangkan pada abad ke 14 oleh seorang ulama bernama Syekh Saman yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih.

Sejarah Tari Saman adalah berawal dari permainan rakyat yaitu Pak Ane lalu kebudayaan islam berakulturasi dengan permainan Pak Ane sehingga menjadi nyanyian penuh makna dan pujian pada Allah swt. Pada 24 November 2011, tarian ini ditetapkan sebagai salah satu warisan buday asal Indonesia oleh UNESCO diluar negeri yang dikenal dengan julukan “ DANCE OF THOUSAN HAND ”.

Gerakan Tari Saman adalah 2 gerakan utama yaitu tepuk tangan dan gerak tepok dada kemudian diperkaya dengan gerakan guncang, gerak linggang, gerak kiren,gerak surang-saring.

Suara Tari Saman adalah tidak memerlukan alat musik sebagai pengiring yang digunakan hanya suara asli penari seperti suara dari tepuk tangan, tepuk dada, tepuk pana dan tepuk lantai disertai menyanyi syair tersendiri.

Busana Tarian Saman adalah menggunakan pakaian warna yang mencolok seperti kuning, biru, merah, hijau (pakaian adat Gayo yang erat budaya Aceh dan Melayu) ciri khas penutup kepala (destal) ujungnya menjuntai.


C. Tari Dolalak

Tarian berasal dari Purworejo Jawa Tengah dari kata “DO” dan “LA” karena awalnya tarian ini berasal dari alat musik dua nada.

Sejarah Tarian Dolalak adalah tarian ini terinspirasi dari perilaku serdadu Belanda saat beristirahat di camp. Tahun 1940, tarian ini berkembang sebagai misi keagamaan dan politik.

Alat Musik Tarian Dolalak adalah kendang, terbangan bedug, kecer, dan organ.

Gerakan Tarian Dolalak

a) Kaki => adeg-adeg, tanjak, hayog, sered, mancad, jinjit, sepak.

b) Tangan => ngruji teweng, gregem, bapangan, wolak-walik tangkisan.

c) Badan => ogek, entrag, geblag.

d) Kepala => tolehan, lilingan, coklekan.

e) Bahu => kirig dan kedher.

Kostum Tarian Dolalak

a) Baju lengan panjang dan celana pendek hitam bercorak emas pada bagian dada dan punggung.

b) Topi pet hitam dan bulu warna-warni dibagian kepala.

c) Kaos kaki hitam dibagian kaki.

d) Sampur pinggang diikat dikanan saja.

e) Dimodifikasi menjadi modern adalah celana pendek dipanjangkan sampai bawah lutut yang menggunakan kerudung tetap menggunakan topi yang sama.


D. Tari Kecak

Tarian salah satu jenis kesenian tradisioanl dari Bali pada tahun 1930.

Sejarah Tarian Kecak adalah pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Gianyar sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu musik yang dihasilkan perpaduan suara yang dipakai untuk mengiringi tari Sahyang yang disakralkan dan hanya dipentaskan didalam pura. Tahun 1930 an Gianyar dengan mengembangkan tarian kecak mengambil cerita Ramayana yang si penari berada dikondisi tidak sadar, melakukan dengan dewa/roh leluhur dan menyampaikan harapan-harapannya.

Gerak Tarian Kecak adalah laki-laki duduk melingkar dengan menyerukan “cak”, mengangkat kedua tangan/lengan untuk menggambarkan kisah Ramayana.

Busana Tarian Kecak

a) Mengenakan kain kotak-kotak yang melingkar dipinggang dan telanjang dada unutk bagian laki-laki.

b) Kain selendang dengan corak kotak-kotak, gelang kincringan, make up, tempat sesajen, topeng.

Iringan Musik Tarian Kecak adalah tidak menggunakan alat musik, hanya dengan menggunakan kincringan pada kaki/tangan.

Adegan Tarian Kecak

a. Rama, Shinta dan Lumaksita berada dihutan untuk menangkap kinjang Emas, namun Shinta harus menetapi janji untuk berada dilingkaran yang telah dijaga para dewa. Kemudian Rahwana datang menangkap Shinta yang mengikari janji kepada Rama.

b. Shinta dibawa oleh Rahwana ke Alengka ditemani Trijata. Shinta terlihat sedih lalu muncul hanoman yang memberi isyarat bahwa Rama akan menyelamatkan dirinya, Namun Hanoman membakar dan mempora-porandakan Alengka.

c. Rama datang ke Alengka dengan tentaranya. Mulailah perang dan awal perang Rama mengalami kekalahan, kemudian Rama memanjatkan doa kpd Dewa, kemudian datang burung garuda datang menyelamatkan Rama dari pengaruh sihir.

d. Rama dan tentaranya pulih kembali lalu memerintahkan Sugriwa untuk melawan Megananda. Para penari “cak” kembali menjadi kelompok.

e. Rahwana dapat dikalahkan Rama dan berkumpul kembali dengan Shinta yang disaksikan oleh Lumaksita, Sugriwa dan Hanoman.


E. Tari Lilin

Tarian tradisional dari Sumatra Barat yang melambangkan sebagai syukur hasil panen yang melimpah.

Sejarah Tarian Lilin adalah abad ke 13, di pedesaan Subar. Ada cerita dua sejoli, sang pria meminang kekasihnya dengan cincin, namun si pria belum cukup modal pesta perkawinannya. Si pria merantau berdagang. Sedangkan Si wanita mengalami musibah, cincin tunangan hilang dari jarinya lalu si wanita mencari cincin dengan menggunakan lilin dipiring hingga larut malam dari memutar disekeliling hingga merunduk. Terciptalah tarian piring dan lilin.

Gerakan Tarian Lilin adalah badan meliuk, membongkok, gerakan berdoa.

Busana Tarian Lilin

a) Pakaian khas Palembang yaitu pakaian gede.

b) Hiasan gede untuk penari utama.

c) Hiasan dodot untuk penari lainnya.


F. Tari Bedhaya Ketawang

Tarian yang dipertunjukan saat penobatan serta naik tahta di kasunanan Surakarta. Bedhaya Ketawang berarti wanita istana dan langit yang identik sesuatu yang tinggi, kemuliaan dan keluhuran.

Sejarah Bedhaya Ketawang adalah tahun 1613-1645, Sultan Agung bersemedi lalu mendengar suara senandung dari arah langit kemudian terkesima dan memanggil pengawalnya. Dari situlah Sultan Agung menciptakan tarian itu.Filosofi Tarian Bedhaya Ketawang adalah menggambarkan asmara kanjeng Ratu Kidul dengan Raja Mataram semua diwujudklan didalam tarian.

Gerakan Tarian Bedhaya Ketawang adalah ada 9 orang penari, kapang-kapang => posisi sembahan => posisi mendhat => ngleyek trisik => kenser => gerakan ombak banyu.

Musik Tarian Bedhaya Ketawang

a) Musik gendhing kethawang gedhe dengan nada pelog.

b) Kethuk, kenong, gong, kendhang, dan kemanak.

c) Ditengah tarian menggunakan slendro 2X lalu kembali semula bagian 1 => tembang durma, bagian 2 => ratna mulya.

Busana Tarian Bedhaya Ketawang

a. Dodot ageng / basahan => pakaian.

b. Gelung bakor mangkurep => rambut.

c. Gajahan, pengapit, penitis, godheg, alis bintik tanduk kyang => lukisan wajah.

d. Cethung, garuda mungkur, sisir jeram, cundhuk menthul, tiba dhadha=> aksesoris.


G. Tari Jaipong

Tarian berasal dari Bandung, Jawa Barat. Tarian ini adalah tari kreasi dari seniman Gugun Gumbira yang didalam gerakan terlihat ceria, energik.

Sejarah Tarian Jaipong adalah tahun 1976 Haji Suanda berinovasi dengan menggabungkan ketrampilan yang dimiliki dan seni namun pada waktu itu belum dinamai tari jaipong. Gugun Gumbira menguasainya, beliau mengemas ulang gerakan-gerakan tarian dan mulai memperkenalkan tarian Jaipong pada masyarakat Bandung.

Gerakan Tarian Jaipong

a) Bukaan adalah melakukan jalan berputar disertai dengan memainkan selendang dikenakan dileher.

b) Pencungan adalah berbagai ragam gerak cepat dan didukung alat musik bertempo cepat.

c) Ngala adalah terlihat semacam gerak patah-patah atau titik pemberhentian.

d) Mincit adalah gerakan perpindahan dari satu ragam gerak ke ragam lainnya.

Alat musik Tarian Jaipong : Ketok, rebab, gong, kecrek dan sunden.

Kostum Tarian Jaipong

a. Sinjang adalah kain panjang sebagai celana.

b. Apok adalah kebaya yang terdapat banyak ornamen dan pernak-pernik.

c. Sampur adalah kain panjang sebagai selendang.


H. Tari Pendet

Tarian khas Bali dan merupakan tarian Selamat Datang atau penyambutan yang khas. Biasanya dimainkan oleh para wanita dengan membawa mangkuk yang berisi macam-macam bunga yang menjadi ciri khasnya.

Sejarah Tarian Pendet adalah Dahulu itu tari tradisional yang menjadi bagian dari upacara piodalan di pura atau tempat sua keluarga. Sebagai ungkapan rasa syukur dan hormat untuk menyambut para dewata yang turun dari khayangan.

Perkembangan Tarian Pendet adalah I Wayan Rindi mengubah tarian menjadi tarian penyambutan dengan dibantu oleh I Ketut Reneng kemudian disempurnakan oleh I Wayang Baratha dengan menambah 5 penari.

Gerakan Tarian Pendet

a) Melibatkan seluruh gerak badan => kaki, tangan, jari, badan.

b) Gerakan ekspresi => mata dan mimik muka.

Busana Tarian Pendet

a. Badan dan Bahu => tapih, kemben prade, sabuk stagen, sabuk prade, selendang yang dililitkan.

b. Kepala rambut => ikat dengan pusung dan bunga.

c. Aksesoris => gelang, kalung, anting, tata rias yang lebih mempertajam garis-garis muka supaya terlihat lebih jelas, subeg.


I. Tari Semarangan

Tarian yang berisi dengan lawakan ringan. Ada 4 orang penari berfungsi mewujudkan karya seni yang dapat diterima sebagai budaya Jawa Tengah.

Sejarah Tarian Semarangan adalah berasal dari seni tari Gambang Kromong yang berasal dari Jakarta, mereka mementaskannya hingga berpindah-pindah lalu salah satu anggotanya hijrah ke semarang dan warga semarang menyebut tarian gambang semarang.

Gerakan Tarian Semarangan

a) Gerak telapak kaki yang jungkit-jungkit mengikuti alunan irama musik.

b) Tangan yaitu Lambeyan adalah gerakan berpangkal pada tangan.

c) Gerakan berpusat pada pinggul yaitu ngondhek, ngeyek, genjot.

Iringan Musik Tarian Semarangan : Suling, kendhang, bonang, kempul, gong, kecrek, dan konghayan (cina) serta balungan.


J. Tari Gambyong

Salah satu bentuk tarian Jawa Klasik yang bermula dari Surakarta untuk pertunjukan dan menyambut tamu.

Sejarah Tari Gambyong adalah Tahun 1788-1823 , adanya tarian gambyong disebut tari Tledhek. K. R. M. T. Wreksadiningrat menggarap tarian ini agar pantas dipertunjukkan dikalangan bangsawan. Kemudian diperhalus menjadi populer oleh Nyi Bei Mardusari, seniwati. Tahun 1916 ditampilkan para tamu di Istana Mangkunegara. Tahun1950, terjadi perubahan oleh Nyi Bei Mintoraras membuat versi lain disebut Gambyong Pareanom yang dipertunjukkan pertama kali pada pernikahan Gusti Nurul sehingga berkembang menjadi versi-versi lain untuk masyarakat luas.

Gerakan Tarian Gambyong

a) Awal => maju beksan.

b) Isi => beksan.

c) Akhir => mundur beksan.

d) Pandangan mata selalu mengiringi setiap gerak tangan dengan memandang arah jari tangan.

Busana Tarian Gambyong adalah pakaian bernuasa warna kuning dan hijau simbol makmur dan subur.


K. Tari Ngremo

Salah satu tarian untuk penyambutan tamu agung yang ditampilkan banyak penari berasal dari Jawa Timur.

Sejarah Tarian Ngremo adalah tari yang khusus penari laki-laki yang berkaitan dengan lakon yang dibawakan. Menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan.

Perkembangan Tarian Ngremo adalah dahulu tari remo sbg pembukaan lundruk. Mulai beralih ke tarian penyambutan tamu kenegaraan dan sering ditampilkan di festival kesenian budaya Jawa Timur. Jadi, Tari Remo tidak hanya ditarikan pria muncul tari remo putri akan memakai kostum yang berbeda.

Iringan Musik Tarian Ngremo

a. Gamelan => barung, bonang, saron, gambang, gender, slentemsiter, seruling, kethuk, kenong, gong.

b. Irama => jula-juli, tropongan berupa gending walangkekek, gedok rancak, krucilan.

Gerakan Tarian Ngremo adalah gerakan kaki rancak dan dinamis, menghentakkan gerakan selendang, anggukan, gelengan kepala, ekspresi wajah, kuda-kuda penari.

Busana Tarian Ngremo

a) Gaya Surabayan => ikat kepala merah, baju tanpa kancing berwarna hitam, celana sebatas betis, sarung batik hingga ke lutut, setagen dipinggang, keris menyelip dibelakang, 2 selendang dipinggang dan disematkan dibahu dan juga ditangan masing-masing penari ujung selendangnya, gelang kaki (lonceng).

b) Remo Putri => memakai sanggul, mekak hitam didada, rapak dipinggang sampai lutut, hanya menggunakan 1 selendang dibahu.

GERAK DASAR TARI TRADISIONAL



A. Gerak Kepala



1. Kedet => gerakan kepala seolah menarik dagu.

2. Gedug => kepala tegak digerakan kesamping kanan dan kiri.

3. Gedug angka delapan => memfokuskan putaran dagu seolah menulis angka delapan diakhiri gerak hedot.

4. Gilek => mebuat lengkungan kebawah kiri dan kanan.

5. Godeg cangreud => diakhiri dengan gerak kedet.

6. Galieur => dimulai dari menarik dagu, ditarik leher kembali kearah tengah diakhiri dengan kedet.

7. Hedot => kepala membuat lengkungan kebawah kiri dan kanan.

8. Tolehan Kiri => gerakan kepala menengok ke kiri dan diikuti pandangan mata.

9. Lenggut => dagu dijulurkan kedepan kemudian ditarik dengan luwes kebelakang.

10. Ula Nglangi => leher digerak-gerakan ke kanan dan ke kiri.

11. Longgadhung => seperti ula nglangi tetapi bahunya geser ke kanan dan ke kiri.

12. Banyak slulup => dagu tarik belakang kemudian dijulurkan kedepan.

13. Pancak Jangga / Pancak Gulu => tolehan ke kanan kemudian tolehan ke kiri kemudian dilanjutkan menghadap depan.

14. Gebes / Geding => seperti tolehan tapi dilakukan dengan cepat.

15. Tolehan Kanan => gerakan kepala menengok ke kanan dan diikuti pandangan mata.

16. Geleng-Geleng => gerakan kepala bergoyang mengikuti tangan lambean.

17. Coklekan Kanan => menolehkan kepala ke kanan seperti mencolek.

18. Noleh Kiri => menolehkan kepala ke kiri.

19. Coklekan Kiri => menolehkan kepala ke kiri seperti mencolek.

20. Noleh Kanan => menolehkan kepala ke kanan.



B. Gerak Badan



1. Hoyog => dicondongkan ke samping kanan / kiri.

2. Engkyek Kanan => condongkan ke kanan dengan sikap tangan lurus ke samping.

3. Polatan => gerakan arah pandangan.

4. Oklak => menggerakkan pundak ke depan dan ke belakang.

5. Entrag => menghentakkan badan ke bawah berkali-kali.

6. Ngelier => berputar 1800 terdapat pada topeng cirebon gaya losari.

7. Pinggul => cara menggerakkan pinggul ke kiri, kanan, diputar-putar digerakkan atas/bawah.

8. Lambung/Pinggang => diputar gerakkan ke kiri, kanan, ke belakang/depan.

9. Bahu => gerak mengikuti pangkal lengan.

10. Engkyek Kiri => condongkan ke kiri dengan sikap tangan lurus ke samping.

11. Galeong => rongga dada diputar ke depan/belakang disertai gerakan bahu.

12. Keupat Enggal => arah putar kebalikan dari galeong.

13. Meliuk-liukkan badan => membelokkan badan ke kanan/kiri.

14. Membusungkan dada => mengedepankan dada.

15. Ngotag Pola => menggoyangkan pundak.

16. Neregah => badan didorongkan ke depan.

17. Lelok => rebah kanan dan kiri bergantian.

18. Ngotag dada => menggoyangkan dada.

19. Megol Njenthit => gerakan pinggul didorong ke belakang dengan salah satu kaki jinjit.

20. Megol Batavia => goyang pinggul ke kanan dan ke kiri dengan gerakan patah-patah.



C. Gerak Tangan


1. Ngithing => posisi tangan dengan ibu jari menempel jari tengah membentuk lingkaran.

2. Ngrayung => posisi ibu jari menempel pada telapak tangan dan keempat jari.

3. Nyempurit => posisi jari tangan hampir sama ngithing.

4. Ukel => memutar pergelangan tangaan berlawanan arah jarum jam.

5. Kebyok => menggunakan selendang yang dihentakkan ke pergelangan tangan.

6. Kebyak => menggunakan selendang dibuang sehingga selendang lepas.

7. Ulap-Ulap Kanan => gerakan tangan kanan menekuk didepan kening, tangan kiri di pinggang.

8. Ulap-Ulap Kiri => gerakan tangan kiri menekuk didepan kening, tangan kanan di pinggang.

9. Tawing Kanan => dilakukan tangan kanan diletakkan didepan pundak kiri.

10. Tawing Kiri => dilakukan tangan kiri diletakkan didepan pundak kanan.

11. Mbaya mangap => posisi tangan sama seperti ngrayung.

12. Nayung => diletakkan didepan dada, berpasangan dengan mingkis.

13. Mingkis => dilakukan tangan kiri telapak tangan menghadap atas.

14. Seblak => menyibak selendang/sampur dari pangkal ikatan selendang merentang lurus kesamping.

15. Ngepel => ibu jari menempel di depan jari telunjuk.

16. Bapang => telapak tangan mbaya mangap tangan kiri posisi membuka menghadap atas, lengan tangan membuka ke samping.

17. Kambeng => tangan membuka didepan dada dengan kedua tangan mengepal.

18. Meber => kedua tangan ke samping, telapak tangan menghadap ke belakang.

19. Nangreu => kedua tangan ke depan, 4 jari lurus ke atas ibu jari ditekuk.

20. Mereket => telapak tangan dikepalkan.

21. Rumbe => tangan ke samping, telapak tangan keluar lima jari lurus ke bawah.

22. Ngaplek => kedua tangan kesamping, telapak keluar 5 jari lurus ke bawah.

23. Tumpang Tali => kedua tangan nangreu lalu disilangkan.

24. Mungkur => kedua tangan ke depan ditekuk kedua telapak tangan menghadap keluar punggung tangan disatukan.

25. Nyawang => tangan ditekuk tepat dimuka kepala (seperti hormat).

26. Sembah => telapak tangan dirapatkan tepat di depan hidung.

27. Jiwir Soder => ibu jari dan jari tengah membuat lingkaran lalu disatukan.

28. Baplang => tangan kanan serong nangreu dan tangan kiri ke samping rumbe.

29. Kepret Soder => kedua tangan sikap mungkur di depan perut lalu ke sampingkan dengan cara menggerakkan kelima jari.

30. Lontang => tangan kanan ke depan dengan posisi nangreu tangan kiri ke depan dengan posisi nyampurit.

31. Megar Manggar => gerakan tangan yang keempat jarinya megar danibu jarinya menutup.

32. Pasaran Daplang => gerakan kedua tangan lengan menthang dengan kedua telapak tangan menengadah. Posisi kedua tangan bisa diatas maupun dibawah.

33. Uncal Jala => gerakan tangan seperti melempar jala. Lengan kiri nekuk trap cethik dan lengan kanan menthang dengan telapak tangan menengadah.

34. Bapang Putri => gerakan tangan seperti gerak tangan bapangan namun diperhalus.

35. Wolak-Walik Ayakan => gerakan kedua tangan seperti orang sedang mengayak ikan.

36. Tepak Banyu => gerakan kedua tangan seperti berenang.

37. Malang Kerik => kedua tangan bertolak pinggang dengan memegang sampur.

38. Ngruji Dahi Sikul => jari-jari ngruji berada di depan dahi dan di samping siku.

39. Lambehan =>kedua/salah satu tangan melakukan gerakan melambai ke depan dan ke belakang dengan bentuk jari nyempurit.

40. Ngruji Bapang Walik => gerkan salah satu tangan ngrayung dibawah telinga dan yang satu berada di atas kepala.



D. Gerak Kaki


1. Adeg-Adeg Masekon => kaki kanan dilangkahkan, serong kanan serong kiri kaki tetap diam.

2. Adeg-Adeg Serong => sikap kaki sama Adeg-Adeg Masekon hanya badan menjadi serong kanan.

3. Adeg-Adeg Kembar => sikap tumit kaki merapat telapak kaki dibuka.

4. Tengkoh => gerak kaki dengan kedua lutut ditekuk sikap badan merendah.

5. Jangreng => sikap kaki lurus/tegak.

6. Sasag => gerak sikap posisi tumit sejajar dengan mata kaki.

7. Nggroda => posisi telapak kaki saling merapat bagian tumit sedang bagian depan membuka 450.

8. Mendak => posisi lutut kaki ditekuk (merendah).

9. Tanjak Kanan => posisi kaki letak telapak kaki kanan agak didepan telapak kaki kiri dan kaki kiri dibelakang kaki kanan.

10. Sila => posisi duduk bersila, kaki kanan di depan kaki kiri.

11. Jengkeng => posisi duduk diatas kaki.

12. Srisig => gerakan lari-lari kecil dengan posisi kaki jinjit dan mendak (lutut ditekuk).

13. Jinjit => berdiri dengan menggunakan ujung telapak kaki bagian depan.

14. Trecet => gerakan seperti lari ditempat dengan posisi kaki membuka dan jinjit.

15. Kenser => gerakan kaki dengan berpindah posisi menggeserkan telapak kaki secara bersamaan.

16. Lumaksana => gerakan berjalan ke depan (maju) maupun ke belakang (mundur).

17. Enjeran => jalan yang dilakukan jalan kepiting/jalan miring ke kanan dan ke kiri.

18. Debeg Kanan => menghentakkan telapak kaki bagian depan ke kanan.

19. Debeg Kiri => menghentakkan telapak kaki bagian depan ke kiri.

20. Gejug => menghentakkan kaki bagian telapak kaki ke belakang kaki yang menjadi tumpuan.

21. Tanjak Kiri => posisi kaki letak telapak kaki kiri agak didepan telapak kaki kanan dan kaki kanan dibelakang kaki kiri.

22. Junjungan Betis => kaki diangkat setinggi betis untuk tari putra gagah.

23. Junjungan Lutut => kaki diangkat setinggi lutut untuk tari putra gagah.

24. Seredan Pokok => mata kaki digunakan akan tanjak putra halus/lanyap.

25. Seredan Jempol => ibu jari kaki digunakan apabila berjalan/lumaksana.

26. Kicat => mengangkat kaki setinggi betis di belakang kaki depan dengan arah telapak kaki serong.

27. Seser => gerakan kaki menggeser ke kanan/ke kiri.

28. Nyregseg => langkah dengan cara bergeser ke depan.

29. Duduk Beku => melipat kedua kaki ke bagian dalam.

30. Nginder => gerakan memutar kaki.

31. Mundur Sindur => gerak kaki mundur, sedikit agak tranjal dan patah-patah.

32. Jinjit Mentul => gerakan kedua kaki jinjit dengan bergantian menghentak agar tampak jinjit mentul-mentul yang terkadang disertai tolehan.

33. Jinjit Lengser => gerakan kedua kaki jinjit berjalan ke samping baik arah kanan/kiri.

34. Gedrug Tumit => gerak kaki tumit melakukan hentakan sedang kaki jinjit.

35. Ping Mlaku => gerak kaki silang, baik ke kanan/ ke kiri, ke depan/ ke belakang.